Info Penting
Selasa, 13 Mei 2025
  • PSB TPQ/TK/SDI/MTs Darul Hasanah Sudah dibuka Segera daftarkan Putra Putri Anda || Info pendaftaran Hub: 08562599768
  • PSB TPQ/TK/SDI/MTs Darul Hasanah Sudah dibuka Segera daftarkan Putra Putri Anda || Info pendaftaran Hub: 08562599768
8 Maret 2025

Futuur: Ketika Semangat Memudar dan Amal Terhenti

Sab, 8 Maret 2025 Dibaca 44x

الآفة الأولي

الفتور

معناه :

لغة : يطلق الفتور على معنيين :

 

أ) الانقطاع بعد الاستمرار أو السكون بعد الحركة .

ب)الكسل أو التراخي أو التباطؤ بعد النشاط والجد .

 

جاء في لسان العرب :

( وفتر الشيء ، والحر ، وفلان يفتر ، ويفتر فتوراً وفتاراً : سكن بعد حدة ولان بعد شدة ).

 

 

PERTAMA

Futuur

  1. PENGERTIAN FUTUUR

Dalam bahasa Arab, kata futuur antara lain dapat bermakna:

  1. terputus setelah terus menerus, atau diam setelah bergerak;
  2. sikap malas, lamban, keset, dan santai setelah sebelumnya giat dan bersungguh-sungguh.

Dalam kitab Lisanul-Arab (Ibnu Manzuur 5/43), kata fatara mengandung pengertian:

‘sikap berdiam diri setelah sebelum- nya bergiat’

atau ‘melemah setelah sebelumnya kuat’.

Sedangkan dari sudut istilah,

أما في الاصطلاح فهو داء يمكن أن يصيب بعض العاملين بل قد يصيبهم بالفعل .

أدناه : الكسل أو التراخي أو التباطؤ . وأعلاه : الانقطاع أو السكون بعد النشاط الدائب والحركة المستمرة .

futuur ialah suatu penyakit hati (rohani) yang efek minimalnya timbulnya rasa malas, lamban, dan sikap santai dalam melakukan suatu amaliyah yang sebelumnya pernah dilakukan dengan penuh semangat dan menggebu-gebu,

dan efek maksimalnya terputusnya sama sekali praktik dari suatu amaliyah tersebut.

Penyakit rohani ini kerap menjangkiti para aktivis dakwah atau mereka yang menggeluti jalan jihad fi sabilillah.

Ayat Al-Qur’an yang menunjukkan arti futuur antara lain,

﴿ وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ ١٩ ﴾ ( الانبياۤء/21:19)

  1. Hanya milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. (Malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.

 

﴿ يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ ٢٠ ﴾ ( الانبياۤء/21:20)

 

  1. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih pada waktu malam dan siang dengan tidak henti-hentinya.

Maksudnya, para malaikat senantiasa tetap dalam keadaan beribadah terus menerus, menyucikan Allah dari seluruh sifat yang tidak layak dengan kekuasaan-Nya. Mereka bershalawat dan berdzikir kepada Allah sepanjang malam dan siang, tanpa merasa letih dan bosan.

(Shafwatut-Tafaasiir, ash-Shabuni, 1/257-258)

  1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB FUTUUR

أسبابه :

ويمكن أن يدخل الفتور إلى النفس بسبب من الأسباب التالية :

 

(‍1) الغلو والتشدد في الدين

  1. Sikap Ekstrem atau Terlalu Berlebihan dalam Menjalankan Aturan Agama

Terlalu berlebihan atau memaksakan diri dalam melakukan dakwah atau amaliyah ibadah tanpa mempertimbangan situasi dan kondisi diri, baik fisik, kesehatan, maupun psikis akan merupakan salah satu pemicu munculnya penyakit futuur ini.

Hal ini sesungguhnya sangat wajar terjadi, karena manusia memiliki kemampuan, baik fisik, kesehatan maupun psikis yang terbatas.

Oleh karena itu, ajaran Islam sangat memperhatikan masalah pentingnya kita menjaga keseimbangan dan begitu tegas melarang sikap ghuluw (ekstrem), tanattu والتنطع (melampaui batas), dan tasydiid (terlalu keras) dalam beragama, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

إيَّاكُمْ وَالغلو في الدين ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُو في الدين الله (أخرجه أحمد) قالها ثلاث يعنى : المتعمقين المجاوزين الحدود في أقوالهم أفعالهم.

“Jauhilah sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam beragama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu telah binasa akibat sikap itu.” (H.R. Ahmad)

Beberapa sabda beliau lainnya yang juga menyitir masalah tersebut yakni,

“Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan, binasalah orang- orang yang berlebih-lebihan, dan binasalah orang-orang yang ber- lebih-lebihan.

Yaitu orang yang terlalu memberatkan diri dan me- langgar batas dalam berbicara dan berbuat”. (HR Muslim)

ولَا تُشَدِّدُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَيُشَدَّدُ عَلَيْكُمْ ، فَإِنَّ قَوْمًا شَدَّدُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ فَشُدِّدَ عَلَيْهِمْ ، فَتِلْكَ بَقَايَاهُمْ فِي الصَّوَامِعِ ، وَالدِّيَارَاتِ – رَهْبَانِيَّةٌ ابْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنَا

عَلَيْهِمْ الله (أخرجه أبو داود)

“Janganlah terlalu memberatkan dirimu, karena kamu pasti akan dipersulit olehnya. Sungguh, sekelompok manusia telah terlalu mem- beratkan dirinya dan dipersulit oleh perbuatannya sendiri. Lihatlah sisa-sisa mereka yang ada di gereja dan biara-biara.

Merekalah rahib- rahib (yang mengurung diri dalam biara, tidak bersuami, dan beristri) yang mengada-ada.

Padahal Kami (Allah) tidak mewajibkan kepada mereka, tetapi mereka sendirilah yang mengada-ada.” (HR Abu Daud)

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينُ إِلا غَلَبَهُ..

(أخرجه البخاري)

“Agama itu mudah, dan tidaklah seseorang itu mempersulitnya kecuali akan dikalahkan olehnya.” (H.R. Bukhari)

وعن أنس رضى الله عنه – قال : جاء ثلاثة رهط إلى بيوت أزواج النبي صلى الله عليه وسلم – يسألون عن عبادة النبي صلى الله عليه وسلم – في السر ، فلما أخبروها كأنهم تقالوها ، وقالوا أين نحن من النبي صلى الله عليه وسلم – قد غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر ؟ قال أحدهم : أما أنا فأصلى الليل أبداً ، وقال الآخر : وأنا أصوم الدهر ولا أفطر ، وقال الثالث : وأنا أعتزل النساء فلا أتزوج أبداً ، فجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم – إليهم فقال :

( أنتم الذين قلتم كذا وكذا ؟ أما والله إني لأخشاكم إلى لله وأتقاكم له ، لكنى أصوم وأفطر ، وأصلى وأرقد ، وأتزوج النساء ، فمن رغب عن سنتي فليس منى )  ،

 

Anas bin Malik r.a. meriwayatkan bahwa pernah datang sekelompok sahabat ke rumah para istri Rasulullah saw. untuk menanyakan perihal ibadah yang beliau lakukan ketika beliau sedang berada di dalam rumah para istrinya.

Setelah mereka diberi tahu oleh para istri Rasulullah, mereka lalu menyadari, betapa sedikitnya, baik kualitas maupun kuantitas, ibadah yang mereka lakukaN selama ini jika dibandingkan dengan ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah.

Padahal mereka mengetahui bahwa Rasulullah adalah seorang nabi dan rasul yang telah mendapatkan jaminan ampunan dari Allah dari segala dosa, baik yang terdahulu maupun yang akan datang.

Setelah itu, lalu salah seorang dari mereka berkata, “Saya akan shalat sepanjang malam”.

Kemudian salah seorang lainnya berkata, “Saya akan puasa selamanya dan tidak berbuka.”

Dan yang lainnya lagi berkata, “Saya akan menjauhi wanita dan tidak akan kawin selamanya”.

Beberapa saat kemudian Rasullulah datang dan menjumpai mereka. Lalu beliau bersabda,

( أنتم الذين قلتم كذا وكذا ؟ أما والله إني لأخشاكم إلى لله وأتقاكم له ، لكنى أصوم وأفطر ، وأصلى وأرقد ، وأتزوج النساء ، فمن رغب عن سنتي فليس منى

“Kaliankah yang mengatakan begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya saya adalah orang yang lebih takut kepada Allah dibandingkan dengan kalian, bahkan saya lebih bertakwa.

Akan tetapi, saya berpuasa dan berbuka, saya shalat dan tidur, dan saya juga kawin. Barangsiapa yang mengabaikan sunnahku maka ia bukan dari golonganku.” (Muttafaq ‘alaih)

 

Ummul-Mukminin, Aisyah r.a., meriwayatkan

وعن عائشة رضى الله تعالى عنها – أن النبي – صلى الله عليه وسلم – دخل عليها وعندها امرأة ، فقال من هذه ؟ قالت : هذه فلانة تذكر من صلاتها ،

قال :0 مه عليكم بما تطيقون ، فوالله لا يمل الله حتى تملوا ) وكان أحب الدين ما داوم صاحبه عليه ) ، ( اكفلوا من الأعمال ما تطيقون ، فإن الله لا يمل حتى تملوا ، وإن أحب العمل إلى الله أدومه وإن قلّ )

bahwasanya suatu hari, saat dirinya sedang bersama seorang wanita, Rasulullah mendatanginya, lantas beliau bertanya,

“Siapakah wanita ini?” Aisyah menjawab,

“Ini adalah fulanah yang dikenal karena banyak ibadahnya.” Mendengar penjelasan istrinya itu lalu beliau bersabda,

مَهُ عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ ، فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُوا، وَكَانَ أَحَبُّ الدِّينِ مَا دَاوَمَ صَاحِبُهُ عَلَيْهِ

“Lakukanlah amal itu sebatas kesanggupanmu.

Sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga kalian merasa bosan, dan sesungguhnya amal yang paling disukai Allah ialah amal yang dikerjakan terus-menerus sekalipun sedikit.” (Muttafaq ‘alaih)

وعن ابن عباس رضى الله تعالى عنهما – قال : كانت مولاة للنبي – صلى الله عليه وسلم – تصوم النهار ، وتقوم الليل ، فقيل له : إنها تصوم النهار وتقوم الليل فقال – صلى الله عليه وسلم – 🙁 إن لكل عمل شرة ولكل شرة فترة ، فمن كانت فترته إلى سنتي فقد اهتدى ، ومن كانت فترته إلى غير ذلك فقد ضل ) .

 

Hal yang sama juga disinggung oleh Ibnu Abbas r.a.. Dia me- riwayatkan bahwasanya ada seorang wanita yang senantiasa melakukan puasa pada siang hari dan shalat pada malam hari, sehingga dia dikenal sebagai wanita ahli ibadah. Mendengar hal itu Rasulullah saw. lalu bersabda,

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَةٍ فترة ، فَمَنْ كَانَتْ فترتُهُ إِلَى سُنتِي فَقَدِ اهْتَدَى ، وَمَنْ كَانَتْ فترتُهُ إِلَى غَيْرِذلِكَ فَقَدْ ضَلَّ الله (أخرجه البزار)

“Setiap amal adakalanya dikerjakan dengan penuh semangat dan adakalanya dikerjakan dengan penuh keletihan.

Barangsiapa yang pada waktu letihnya tetap mengikuti sunnah-sunnahku, niscaya ia akan tetap dalam petunjuk-Nya.

Sebaliknya, barangsiapa pada masa letihnya tidak mengikuti sunnah-sunnahku, maka ia akan tersesat.” (H.R. al-Bazzar)

  1. Melampaui Batas Kewajaran dalam Melakukan IIal-hal yang Mubah atau Dibolehkan

Sikap dan pola hidup terlalu mengumbar diri terhadap hal- hal yang mubah, seperti makan-minum, tidur, beraktivitas seksual, akan dapat mengakibatkan tubuh kita tumbuh gemuk tidak terkendali serta kehidupan kita dimonopoli atau dijajah oleh persoalan-persoalan syahwati belaka, dan pada pada gilir- annya akan mengakibatkan timbulnya rasa segan, malas dan santai, dan terputusnya rutinitas suatu amal alias futuur ini. Inilah agaknya salah satu hikmah yang tersimpan di balik larang- an dan peringatan Allah dan Rasul-Nya agar kita senantiasa menjauhkan diri dari sikap-sikap yang berlebihan, sekalipun