لِيَكُنْ أَسَاسُ ٱلتَّرْبِيَةِ ٱلْمَحَبَّةَ وَٱلْعَاطِفَةَ ٱلْمُتَبَادَلَةَ
بَيْنَكَ وَبَيْنَ وَلَدِكَ وَلَا تَكُنْ قَائِمَةً عَلَى ٱلتَّخْوِيفِ وَٱلْإِرْهَابِ، فَإِنَّهُمَا لَا يَدُومَانِ.
وَإِذَا كُنْتَ تُسَيْطِرُ عَلَىٰ وَلَدِكَ بِقُوَّتِكَ فَتَذَكَّرْ أَنَّكَ تَكْبُرُ فَتَضْعُفُ وَيَكْبُرُ وَلَدُكَ فَيَقْوَىٰ، وَأَنَّهُ يَأْتِي يَوْمٌ يَكُونُ فِيهِ أَطْوَلَ مِنْكَ وَأَكْبَرَ حَجْمًا وَأَكْثَرَ قُوَّةً، فَكَيْفَ سَتُسَيْطِرُ عَلَيْهِ فِي ذَٰلِكَ ٱلْيَوْمِ لَوْ فُقِدَتِ ٱلْمَحَبَّةُ بَيْنَكُمَا؟
وَٱلْمَحَبَّةُ تُوَلِّدُ ٱلْمَحَبَّةَ، وَٱلطِّفْلُ يُدْرِكُهَا إِذَا تَلَقَّاهَا وَيُبَادِلُ مُعْطِيَهُ بِمِثْلِهَا، فَهُوَ إِذَا تَلَقَّىٰ ٱلْمَحَبَّةَ سَيَرُدُّ بِأَنْ يُحِبَّ ٱلْآخَرِينَ، أَمَّا إِذَا تَلَقَّىٰ ٱلْقَسْوَةَ وَٱلْجَفَاءَ فَسَوْفَ يَنْشَأُ عُدْوَانِيًّا قَاسِيًا.
هَلْ تَعْلَمُ أَنَّ ٱلَّذِينَ عَانَوْا فِي طُفُولَتِهِمْ مِنْ قَسْوَةِ ٱلْأَبِ أَوْ غِيَابِ عَاطِفَةِ ٱلْأُمِّ يُشَكِّلُونَ ٱلْأَغْلَبِيَّةَ بَيْنَ ٱلْمُنْحَرِفِينَ وَٱلْمُجْرِمِينَ وَٱلْمَرْضَىٰ ٱلنَّفْسِيِّينَ؟
Jadikanlah kasih sayang dan cinta sebagai dasar pendidikan anak, bukan ketakutan dan ancaman, karena keduanya tidak akan bertahan lama.
Jika saat ini kamu mengendalikan anak dengan kekuatanmu, ingatlah bahwa suatu hari nanti kamu akan menua dan melemah, sementara anakmu akan tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Akan datang saatnya ia menjadi lebih tinggi, lebih besar, dan lebih kuat darimu. Jika tidak ada kasih sayang antara kalian, bagaimana kamu bisa mempertahankan kendali atasnya saat itu?
Kasih sayang melahirkan kasih sayang. Seorang anak dapat merasakan jika ia dicintai dan akan membalas cinta tersebut dengan cinta pula. Jika ia menerima kasih sayang, ia akan belajar mencintai orang lain. Namun, jika yang ia terima hanyalah kekerasan dan ketidakpedulian, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kasar dan agresif.
Tahukah kamu bahwa kebanyakan orang yang mengalami kekerasan dari ayahnya atau tidak merasakan kasih sayang dari ibunya saat kecil menjadi bagian terbesar dari para pelaku kejahatan, penyimpangan sosial, dan penderita gangguan kejiwaan?
Ulasan dan Contoh
Banyak orang tua mendisiplinkan anaknya dengan ancaman dan hukuman keras. Misalnya, seorang ayah berkata kepada anaknya, “Kalau kamu tidak belajar, ayah akan menghukummu!” atau “Kalau kamu tidak menuruti perintah, kamu akan dihukum!”
Pendekatan ini mungkin berhasil dalam jangka pendek, tetapi ketika anak semakin besar dan mandiri, ia tidak lagi takut. Jika sejak kecil ia hanya belajar patuh karena takut, begitu ia merasa lebih kuat, ia bisa saja membangkang atau bahkan memberontak.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketegangan dan kekerasan sering kali membawa luka emosional hingga dewasa. Misalnya, seorang anak yang sering dimarahi dan dipukul oleh orang tuanya mungkin akan tumbuh menjadi individu yang pemarah atau kurang percaya diri. Ia bisa menjadi orang yang kasar terhadap orang lain atau justru menarik diri dan merasa tidak berharga.
Sebaliknya, jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian, ia akan tumbuh dengan rasa aman dan percaya diri. Seorang ibu yang selalu berbicara lembut kepada anaknya, memberikan pelukan, dan mendengarkan keluh kesahnya akan membangun ikatan emosional yang kuat.
Misalnya, jika seorang anak melakukan kesalahan, alih-alih memarahinya dengan keras, seorang ibu dapat berkata, “Ibu tahu kamu tidak sengaja. Lain kali, lebih berhati-hati, ya.” Dengan pendekatan ini, anak belajar bertanggung jawab tanpa merasa takut atau tertekan.
Kesimpulan
Pendidikan berbasis kasih sayang lebih efektif dan tahan lama dibandingkan pendidikan berbasis ketakutan. Anak yang tumbuh dalam cinta dan perhatian akan belajar mencintai orang lain dan menjadi individu yang penuh kasih. Sebaliknya, anak yang hanya menerima kekerasan dan ketidakpedulian berisiko tumbuh menjadi pribadi yang bermasalah.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak setiap hari, baik melalui kata-kata, pelukan, atau perhatian kecil. Sebab, kasih sayang yang kita tanamkan hari ini akan menentukan bagaimana mereka bersikap di masa depan.
Tinggalkan Komentar