لَا تَجْعَلْ طِفْلَكَ ضَعِيفًا مُسْتَسْلِمًا مَهْزُوزَ ٱلشَّخْصِيَّةِ، وَلَا تُفْسِدْهُ بِٱلدَّلَالِ.
إِنَّ ٱلطِّفْلَ يَنْشَأُ بِلَا شَخْصِيَّةٍ إِذَا هُرِعْتَ إِلَيْهِ كُلَّمَا بَكَىٰ أَوِ ٱشْتَكَىٰ، وَإِذَا أَسْرَعْتَ تَحْمِلُهُ وَتَضُمُّهُ إِلَيْكَ كُلَّمَا وَقَعَ، وَإِذَا أَشْعَرْتَهُ بِأَنَّكَ وَرَاءَهُ دَائِمًا كَأَنَّكَ ٱلْمَلَاكُ ٱلْحَارِسُ. بَلْ دَعْهُ يَقَعُ وَيَقُومُ، وَيَبْكِي وَيَسْكُتُ، وَيُجْرَحُ فَيُدَاوِي نَفْسَهُ، وَيَتَعَثَّرُ فَيَنْهَضُ بِعَزْمِهِ وَإِرَادَتِهِ.
وَلَيْسَ مَعْنَىٰ ذَلِكَ أَنْ تُهْمِلَهُ فَيُصَابَ أَوْ يَتَضَرَّرَ وَلَا تُلَاحِظُ أَنْتَ ذَلِكَ لَا سَمَحَ ٱللَّهُ، وَإِنَّمَا ٱلْمَقْصُودُ أَنْ تُرَاقِبَ عَنْ بُعْدٍ، فَإِذَا ٱسْتَدْعَى ٱلْأَمْرُ تَدَخُّلًا مِنْكَ تَدَخَّلْتَ، وَلَكِنْ لَا تَفْعَلْ حَتَّىٰ تَتَأَكَّدَ أَنَّ لِتَدَخُّلِكَ ضَرُورَةً حَقِيقِيَّةً.
وَلَعَلَّ ٱلْأُمَّهَاتِ أَحْوَجُ إِلَىٰ ٱلِٱنْتِبَاهِ لِهَذَا ٱلْأَمْرِ مِنَ ٱلْآبَاءِ.
Jangan Biarkan Anakmu Menjadi Lemah, Mudah Menyerah, dan Kurang Percaya Diri
Jangan biarkan anak tumbuh menjadi pribadi yang lemah, mudah menyerah, dan tidak memiliki kepercayaan diri. Jangan pula merusaknya dengan terlalu memanjakannya.
Seorang anak akan tumbuh tanpa kepribadian yang kuat jika setiap kali ia menangis atau mengeluh, orang tua langsung bergegas menenangkannya. Jika setiap kali ia jatuh, orang tua langsung menggendong dan memeluknya. Jika orang tua selalu membuatnya merasa bahwa ada seseorang yang selalu menjaganya seperti malaikat pelindung, ia tidak akan belajar menghadapi kesulitan. Sebaliknya, biarkan anak jatuh lalu bangkit sendiri, menangis lalu belajar menenangkan dirinya, terluka lalu berusaha mengobati dirinya sendiri, tersandung lalu bangkit dengan tekad dan kemauannya sendiri.
Namun, bukan berarti orang tua harus mengabaikannya sepenuhnya hingga ia mengalami cedera atau bahaya tanpa pengawasan. Sebaliknya, orang tua harus mengamati dari kejauhan. Jika memang ada kondisi yang benar-benar membutuhkan intervensi, barulah turun tangan. Tetapi, jangan langsung bertindak kecuali benar-benar diperlukan.
Mungkin para ibu lebih perlu memperhatikan hal ini dibandingkan para ayah, karena secara naluriah ibu cenderung lebih protektif terhadap anak-anaknya.
Ulasan dan Contoh
Ketika anak selalu dilindungi dari kesulitan dan tidak pernah dibiarkan menghadapi masalah sendiri, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri dan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan.
Contoh:
Jika seorang anak selalu dibantu memakai sepatu atau berpakaian, ia mungkin akan kesulitan melakukannya sendiri saat berada di sekolah atau di tempat lain. Sebaliknya, jika ia dilatih untuk mencoba sendiri, meskipun awalnya sulit, ia akan belajar dan menjadi lebih mandiri.
Anak-anak perlu belajar bahwa kegagalan dan kesalahan adalah bagian dari kehidupan, dan mereka harus belajar untuk bangkit sendiri setelah mengalaminya.
Contoh:
Ketika seorang anak jatuh saat berlari, jangan langsung menggendongnya dan menenangkan berlebihan. Biarkan ia mencoba bangkit sendiri, lalu beri semangat dengan mengatakan: “Wah, kamu kuat! Ayo bangun lagi, coba lari lagi.” Ini akan membangun ketahanannya dan membuatnya percaya bahwa ia bisa mengatasi kesulitan sendiri.
Namun, jika setiap kali ia jatuh orang tua langsung panik dan menggendongnya sambil berkata, “Aduh, kasihan sekali!”, anak akan berpikir bahwa jatuh adalah hal yang sangat buruk, sehingga ia menjadi takut mencoba lagi.
Orang tua yang overprotektif sering kali ingin mencegah anak mengalami kesulitan sekecil apa pun. Padahal, kesulitan yang wajar justru membentuk mental anak agar lebih kuat.
Contoh:
Seorang ibu yang selalu melarang anaknya bermain tanah karena takut kotor bisa membuat anak kehilangan kesempatan untuk belajar eksplorasi dan mengenal lingkungan. Sebaliknya, ibu yang bijak akan membiarkan anaknya bermain, tetapi tetap memberikan batasan, seperti memastikan anak mencuci tangan setelah bermain.
Kesimpulan
Mendidik anak agar tidak lemah dan terlalu bergantung pada orang lain adalah bagian penting dari pembentukan karakter. Anak harus diberi kesempatan untuk menghadapi tantangan dan mengatasinya sendiri dengan bimbingan yang tepat dari orang tua.
Jika anak selalu dimanja dan dilindungi secara berlebihan, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah menyerah dan tidak percaya diri. Oleh karena itu, orang tua harus menyeimbangkan antara memberikan kasih sayang dan membiarkan anak belajar dari pengalaman sendiri.
Tinggalkan Komentar