Jika anakmu meninggalkan kamarnya dengan lampu masih menyala atau mencuci tangan dengan air mengalir deras, ingatkan dia bahwa membuang-buang air dan energi itu tidak diperbolehkan. Jika dia merusak mainannya dengan ceroboh, katakan kepadanya bahwa kamu telah membelinya dengan uang hasil kerja kerasmu, sehingga tidak boleh dirusak begitu saja tanpa alasan yang jelas. Ingatkan juga hal yang sama jika dia meminta sesuatu yang mahal padahal ada alternatif yang lebih murah.
Jika dia mengotori pakaiannya atau merobek bajunya saat bermain, ingatkan bahwa membersihkan dan menjahit baju itu butuh usaha. Jangan biarkan dia meremehkan kerja kerasmu.
Dengan melakukan hal ini, kamu membantu anak memahami ajaran agama yang melarang pemborosan, menghemat tenaga dan uang yang seharusnya tidak disia-siakan, serta membuat anak lebih menghargai barang-barang yang dimilikinya. Sebab, jika segala sesuatu terlalu mudah diperoleh, maka nilainya akan berkurang dan anak tidak akan merasa bahagia memilikinya.
Ulasan dan Contoh
1. Mengajarkan Anak untuk Tidak Boros
Anak-anak secara alami tidak memahami konsep keterbatasan sumber daya. Mereka perlu diajarkan sejak dini agar tidak terbiasa boros.
Contoh:
• Jika anak membiarkan air mengalir saat menyikat gigi, ajarkan untuk mematikan keran ketika tidak digunakan.
• Jika anak selalu meminta mainan baru, ajarkan bahwa mainan lama masih bisa dimainkan dan tidak harus selalu membeli yang baru.
Orang tua harus memberi contoh. Jika orang tua sendiri boros, anak juga akan meniru kebiasaan tersebut.
2. Menanamkan Kesadaran bahwa Uang Diperoleh dengan Kerja Keras
Anak perlu memahami bahwa barang-barang yang dimilikinya dibeli dengan usaha orang tua. Jika mereka merusak atau menyia-nyiakan sesuatu, mereka harus menyadari akibatnya.
Contoh:
• Jika anak merusak mainannya dengan sengaja, jangan langsung membelikannya yang baru. Biarkan dia merasakan kehilangan, sehingga dia belajar untuk menjaga barang-barangnya.
• Jika anak meminta barang mahal, ajak dia untuk membandingkan harga dan menjelaskan bahwa ada pilihan lain yang lebih terjangkau tetapi tetap bagus.
3. Mengajarkan Tanggung Jawab terhadap Barang Pribadi
Anak yang memahami nilai barang akan lebih berhati-hati dalam menggunakannya.
Contoh:
• Jika anak suka meninggalkan buku atau mainannya sembarangan, ajarkan untuk menyimpannya kembali setelah digunakan.
• Jika anak mengotori pakaiannya, ajak dia untuk membantu mencuci agar dia tahu bahwa membersihkan pakaian bukan hal yang mudah.
Dengan cara ini, anak akan belajar untuk lebih bertanggung jawab terhadap barang-barangnya.
Kesimpulan
Mendidik anak agar menghargai barang dan tidak boros adalah bagian dari pendidikan karakter yang penting. Ini akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, hemat, dan memahami usaha di balik setiap benda yang mereka miliki.