Info Penting
Selasa, 13 Mei 2025
  • PSB TPQ/TK/SDI/MTs Darul Hasanah Sudah dibuka Segera daftarkan Putra Putri Anda || Info pendaftaran Hub: 08562599768
  • PSB TPQ/TK/SDI/MTs Darul Hasanah Sudah dibuka Segera daftarkan Putra Putri Anda || Info pendaftaran Hub: 08562599768
10 Maret 2025

Tazkiyah An-Nufus: Tujuan Besar Para Nabi

Sen, 10 Maret 2025 Dibaca 116x

تزكية النفوس هدف الأنبياء الكبير

Salah satu tujuan terbesar para nabi adalah membersihkan, mendidik, dan membina jiwa manusia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ١٦٤ ( اٰل عمران/3: 164)

  1.  Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Ali ‘Imran/3:164)

Pendidikan dan pembinaan diri menjadi hal yang sangat penting hingga menjadi tujuan utama pengutusan para nabi. Allah SWT memberikan nikmat-Nya melalui hal ini. Kehidupan individu dan sosial, kebahagiaan maupun kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat, sangat bergantung pada pendidikan jiwa. Maka dari itu, bagaimana seseorang membangun dirinya menjadi sangat krusial dan merupakan hal yang hidup dan menentukan bagi setiap manusia.

Para nabi diutus untuk menunjukkan kepada umat manusia jalan menuju pembinaan dan penyempurnaan jiwa. Mereka hadir untuk membantu dalam perjalanan ini yang sangat menentukan. Para nabi datang untuk menyucikan jiwa manusia dari keburukan akhlak, sifat-sifat tercela, dan perilaku yang rendah. Mereka juga mengajarkan tentang bagaimana menumbuhkan akhlak yang mulia dan keutamaan-keutamaan moral.

Para nabi mengajarkan kepada umat manusia tentang pentingnya tazkiyah (penyucian jiwa) dan menjadi penyokong dalam mengenali keburukan akhlak serta menahan diri dari keinginan-keinginan buruk. Mereka hadir untuk membersihkan jiwa dari dosa-dosa dan maksiat dengan cara memberi peringatan dan ancaman. Para nabi berusaha menumbuhkan benih-benih kebaikan dan akhlak mulia dalam diri manusia, mengarahkannya, dan mendukung mereka melalui nasihat, motivasi, dan dorongan agar umat manusia dapat mengikuti jalan kebaikan.

Dengan demikian, tazkiyah an-nufus (penyucian jiwa) menjadi tujuan yang sangat penting yang diemban oleh para nabi untuk membimbing umat menuju kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Kebaikan Akhlak Menurut Hadis Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW bersabda:

عليكم بمكارم الأخلاق فإن الله عز وجل بعثني بها

“Kalian harus berpegang teguh pada akhlak yang mulia, karena sesungguhnya Allah SWT mengutusku dengan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Hakim)

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari)

Abu Abdullah al-Salih berkata:

إن الله تبارك وتعالى خص الأنبياء بمكارم الأخلاق فمَن كانت فيه فليحمد الله على ذلك ومَن لم يكن فليتضرع إلى الله وليسأله

“Sesungguhnya Allah SWT telah memilih para nabi dengan akhlak yang mulia. Barang siapa yang memiliki akhlak yang baik, hendaklah ia memuji Allah atas karunia-Nya. Dan barang siapa yang tidak memiliki akhlak tersebut, hendaknya ia merendahkan diri dan berdoa kepada Allah memohon agar diberi akhlak yang baik.” (HR. Ibn Abi Dunya)

Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, berkata:

لو كنا نرجو جنة ولا نخشى ناراً ولا ثواباً ولا عقاباً لكان ينبغي لنا أن نطلب مكارم الأخلاق فإنها تدل على سبيل النجاح

“Seandainya kita tidak mengharapkan surga dan tidak takut dengan api neraka, serta tidak mencari pahala dan takut pada azab, maka seharusnya kita tetap mencari akhlak yang mulia, karena akhlak yang baik menunjukkan jalan menuju kesuksesan.” (Nahjul Balaghah)

Abu Ja’far al-Baqir berkata:

إن أكمل المؤمنين إيماناً أحسنهم خلقاً

“Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. al-Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda:

ما يوضع في ميزان امرىء يوم القيامة أفضل من حسن الخلق

“Tidak ada yang lebih berat ditimbang pada hari kiamat daripada akhlak yang baik.” (HR. Al-Tirmidzi)

Rasulullah SAW juga bersabda:

أكثر ما تلج به أمتي الجنة تقوى الله وحسن الخلق
“Apa yang paling banyak memasukkan umatku ke dalam surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. Al-Tirmidzi)

جاء رجل إلى رسول الله  من بين يديه فقال: ((يا رسول الله ما الدين؟ فقال: حسن الخلق. ثم أتاه من قبل يمينه فقال: يا رسول الله ما الدين؟ فقال: حسن الخلق. ثم أتاه من قبل شماله فقال: ما الدين؟ فقال: حسن الخلق. ثم أتاه من ورائه فقال: ما الدين؟ فالتفت إليه فقال: أما تفقه؟ هو أن لا تغضب

Suatu hari, seorang pria datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya:
“Ya Rasulullah, apa itu agama?”
Rasulullah SAW menjawab:
“Agama adalah akhlak yang baik.”
Kemudian pria tersebut datang lagi dari arah kanan dan bertanya:
“Ya Rasulullah, apa itu agama?”
Rasulullah SAW menjawab dengan jawaban yang sama:
“Agama adalah akhlak yang baik.”
Pria itu datang lagi dari arah kiri dan bertanya:
“Apa itu agama?”
Rasulullah SAW tetap menjawab:
“Agama adalah akhlak yang baik.”
Kemudian pria itu datang dari belakang dan bertanya:
“Apa itu agama?”
Rasulullah SAW menoleh kepadanya dan berkata:
“Apakah kamu tidak mengerti? Agama adalah tidak marah.” (HR. Ahmad)

Dari hadis-hadis tersebut, kita dapat memahami bahwa akhlak yang mulia adalah inti ajaran agama Islam. Rasulullah SAW mengajarkan kita bahwa akhlak yang baik bukan hanya sebagai ciri orang beriman, tetapi juga sebagai jalan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan memperbaiki akhlak, kita dapat memperbaiki diri dan mencapai kesuksesan sejati.

Perhatian Islam terhadap Akhlak

Islam memberikan perhatian khusus terhadap akhlak, sehingga kita dapat menemukan bahwa ayat-ayat yang berbicara tentang akhlak jauh lebih banyak dibandingkan dengan ayat-ayat yang membahas tentang hukum dalam Al-Qur’an. Bahkan, sebagian besar kisah-kisah dalam Al-Qur’an bertujuan untuk mengajarkan akhlak. Dalam kitab-kitab hadis pun, terdapat ribuan hadis yang membahas tentang akhlak, yang jumlahnya tidak kalah banyak dari topik-topik lainnya.

Pahala yang dijanjikan untuk akhlak yang baik tidak kalah besar dengan pahala yang diberikan untuk amal ibadah lainnya. Demikian pula, ancaman dan hukuman bagi orang yang berperilaku buruk, memiliki akhlak yang jelek, tidak kalah keras dibandingkan dengan ancaman terhadap perbuatan buruk lainnya.

Oleh karena itu, akhlak merupakan dasar dalam Islam. Akhlak tidak bisa dipandang sebagai perkara kedua setelah hukum-hukum agama, dan tidak bisa dianggap sebagai hal yang bersifat sekunder atau hanya sebagai pelengkap. Jika kita memiliki perintah dan larangan dalam hukum, maka kita juga memiliki perintah dan larangan dalam hal akhlak. Begitu pula, jika ada dorongan, pahala, ancaman, dan hukuman dalam hukum, maka hal yang sama juga berlaku dalam akhlak.

Lantas, apa perbedaannya? Jika kita mencari kebahagiaan dan kesempurnaan, kita tidak bisa mengabaikan hal-hal yang berhubungan dengan akhlak. Kita tidak bisa menganggap enteng kewajiban akhlak hanya karena itu terkait dengan perilaku, atau beralasan bahwa kita boleh melakukan larangan akhlak karena hal itu hanya berkaitan dengan etika.

Jika shalat itu wajib dan meninggalkannya mendapat hukuman, maka memenuhi janji juga wajib. Mengingkari janji adalah haram dan memiliki hukuman. Apa bedanya? Seorang yang benar-benar beriman dan bahagia adalah orang yang tidak hanya mematuhi perintah dan kewajiban agama, tetapi juga mematuhi tuntutan akhlak. Bahkan, akhlak memiliki peranan yang lebih besar dalam mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan secara spiritual dan psikologis, sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut.

Islam memandang akhlak sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ajaran agama. Bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai inti dari kehidupan seorang Muslim. Allah SWT menekankan pentingnya akhlak dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW. Pahala dan ancaman yang berkaitan dengan akhlak setara dengan pahala dan ancaman dalam aspek ibadah lainnya, menunjukkan betapa pentingnya memperbaiki diri melalui akhlak yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak menjadi dasar untuk meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Di terjemahkan dari kitab

تزكية النفس وتهذيبها

ابراهيم الأميني