Info Penting
Senin, 12 Mei 2025
  • PSB TPQ/TK/SDI/MTs Darul Hasanah Sudah dibuka Segera daftarkan Putra Putri Anda || Info pendaftaran Hub: 08562599768
  • PSB TPQ/TK/SDI/MTs Darul Hasanah Sudah dibuka Segera daftarkan Putra Putri Anda || Info pendaftaran Hub: 08562599768
30 Maret 2025

Tiga Amalan Menuju Surga dengan Selamat

Ming, 30 Maret 2025 Dibaca 28x Yayasan

Tiga Amalan Menuju Surga dengan Selamat

Diriwayatkan dalam Shahih Ibnu Hibban dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa ia berkata:
“Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan, aku akan masuk surga.”
Rasulullah ﷺ pun bersabda:
“Berilah makan (kepada orang lain), sambunglah silaturahmi, dan shalatlah di malam hari ketika manusia sedang tidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat.”

Dalam hadits ini disebutkan bahwa siapa saja yang mengamalkan tiga perkara ini, maka ia akan masuk surga tanpa azab. Ketiga perkara tersebut adalah:

1. Memberi Makan (Ith’am at-Tho’am)

Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa salah satu amalan yang bisa membawa seseorang masuk surga adalah memberi makan. Dalam Al-Qur’an, Allah سبحانه وتعالى memuji orang-orang yang memberi makan:

“Dan mereka memberikan makanan yang mereka sukai kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan.” (QS. Al-Insan: 8)

Ayat ini menunjukkan bahwa memberi makan tidak terbatas pada sesama Muslim, tetapi juga boleh diberikan kepada non-Muslim, termasuk tawanan perang yang merupakan orang kafir.

Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang Muslim yang shalih, datang kepada Rasulullah ﷺ dan meminta izin untuk membunuh ayahnya yang seorang munafik besar, yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul. Ayahnya dikenal sebagai pemimpin kaum munafik yang sering berkata buruk tentang Rasulullah ﷺ, seperti dalam firman Allah:

“Sungguh, jika kita kembali ke Madinah, pasti orang yang mulia akan mengusir orang yang hina darinya.” (QS. Al-Munafiqun: 8)

Namun, Rasulullah ﷺ tidak mengizinkan Abdullah membunuh ayahnya, malah beliau bersabda:
“Perlakukanlah dia dengan baik.”

Dari kisah ini, kita memahami bahwa berbuat baik, termasuk memberi makan, memiliki pahala, baik kepada Muslim maupun non-Muslim. Namun, terdapat hadits lain yang menunjukkan bahwa memberi makan kepada Muslim yang bertakwa lebih utama. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah makan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Hadits ini bukanlah larangan memberi makan kepada orang fasik atau non-Muslim, tetapi menunjukkan bahwa memberi makan kepada Muslim yang shalih lebih utama.

2. Menyambung Silaturahmi

Silaturahmi adalah hubungan baik dengan kerabat, baik yang berhak mewarisi maupun tidak. Bentuk menyambung silaturahmi bisa berupa:

  • Mengunjungi mereka jika mampu.
  • Menghubungi atau mengirim pesan jika tidak bisa bertemu langsung.
  • Memberikan bantuan jika ada kerabat yang membutuhkan.

Orang yang memiliki kelebihan rezeki tetapi tidak membantu kerabatnya yang membutuhkan dianggap sebagai “pemutus silaturahmi”. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk surga pemutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya, orang yang memutus silaturahmi tidak akan masuk surga bersama orang-orang yang pertama kali masuk, tetapi akan masuk setelah mendapatkan hukuman atas dosanya.

Lebih buruk lagi, jika seseorang tidak hanya memutus silaturahmi, tetapi juga menyakiti atau menzalimi keluarganya, maka azabnya akan lebih berat.

3. Shalat Malam (Qiyamul Lail)

Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa shalat malam, meskipun hanya satu rakaat witir, sudah termasuk dalam ibadah qiyamul lail dan memiliki pahala yang besar.

Umumnya, Rasulullah ﷺ melaksanakan shalat malam sebanyak 11 rakaat, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah رضي الله عنها:

“Rasulullah ﷺ tidak pernah menambah shalat malamnya di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan lebih dari 11 rakaat.”

Namun, dalam riwayat Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah shalat malam 16 rakaat, di luar shalat witir. Rasulullah ﷺ juga tidak pernah meninggalkan shalat witir, kecuali ketika sakit, dan jika tertinggal, beliau mengqadha shalat malamnya di siang hari.

Kesimpulan

Barang siapa yang memberi makan kepada orang lain, menyambung silaturahmi, dan shalat malam, maka ia termasuk orang yang dijaga oleh Allah سبحانه وتعالى dari dosa besar dan akan masuk surga dengan selamat.

Ya Allah, berilah kami pemahaman dalam agama dan jadikan kami sebagai pelayan agama-Mu. Aamiin.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar